Sabtu, 06 Agustus 2016

BARU AKU MENGERTI IBU..


Menuliskan sosok seorang Ibu memang tidak akan pernah ada habisnya, satu judul “IBU” mungkin dapat memuat beberapa ratus buku sampai perpustakaanpun takan mampu untuk menampungnya. Betapa pintarnya tuhan sampai dapat membuat sosok ibu pada diri seorang wanita. Malaikat yang nampak terlihat oleh mata seorang manusia, pantaslah rosululloh berkata “Ibu,Ibu,ibu...Ayah”. Seorang ibu tidak pernah muluk-muluk pada tuhan, baik laki-laki ataupun perempuan baginya sama aja. Bahkan anak yang dilahirkanya cacat sekalipun, seorang Ibu tidak pernah berpikir dua kali untuk tidak memeluk dan menggedongnya.

Saya ingat dulu ibu selalu menceritakan dongeng pengantar tidur, Dongengnya tidak pernah kreatif selalu itu-itu aja “sakadang kancil” dan “anak ajaib”, walaupun begitu saya sendiri tidak pernah bosan untuk mendengarkanya. Dulu ibu orang yang super sibuk, tidak hanya sibuk mengurus keluarga tapi juga sebagai wanita buruh pabrik yang juga seorang yang sedang melanjutkan kuliahnya. Keputusan ibu untuk melanjutkan kuliahnya, bukanlah perkara mudah bagi seorang wanita yang mempunyai keluarga, terlebih pada saat itu saya masih kecil baru masuk TK. Walaupun sibuk Ibu tidak pernah lupa untuk menceritakan dongeng pengantar tidur serta mengajarkan surat-surat pendek sebelum tidur. Terkadang saya sengaja tidak tidur, karna tau ketika saya bangun pagi ibu pasti sudah tidak ada, karena jam 10 malam harus berangkat kerja. Sekeras apapun saya untuk tidak tidur, ibu selalu memeluk saya dengan hangat yang pada akhirnya tidur juga.

Saya bukanlah anak yang pintar di sekolah terutama SD, kemampuan menghafal dan mencerna pelajaran saya mungkin NOL BESAR. Tak jarang juga Guru yang mengatakan hal-hal yang tidak enak dihati, dikala mengajarkan saya yang tak bisa diajari, beruntung Ibu tidak pernah memarahi saya. Sekalipun nilai rapor saya menyala merah semua, padahal pada waktu itu Bu guru bilang bahwa kalau nilai rapor saya di semester II tidak ada perubahan, saya tidak akan naik kelas. saya pikir ibu akan malu dengan apa yang di dengarnya, karena waktu itu ibu hanya diam tanpa bicara sepatah kata apapun.

Ibu selalu membelikan buku setiap sebulan sekali, bukan buku pelajaran melainkan buku dongeng bahkan KOMIK. Ingat dulu buku yang dibelikan pertama kali yaitu cerita 1001 malam, komik Paman Gober,  Bebek buruk rupa dan tak lupa JUZ AMMA. Dengan telaten ibu selalu membacakan 4 buku tersebut tanpa saya baca. Waktu itu saya tidak pernah mengerti mengenai isi bahkan makna dari dongeng yang di ceritakan ibu, yang saya ingat hanyalah kisah-kisah heroiknya saja. Semakin berjalanya waktu ke-3 dongeng tersebut diceritakan dengan telaten secara terus menerus sampai pada akhirnya saya mengerti apa isinya dan maksud dari cerita itu. Dan dari sanalah saya belajar bagaimana mencerna setiap pelajaran,  bahkan tanpa harus membaca dan menuliskanya kembali di buku, hanya cukup dengan apa yang di jelaskan guru dikelas. Nilai sayapun berubah drastis dari nilai terbawah sampai masuk 10 besar. Tapi reaksi ibu datar saja tidak sedikitpun tersenyum.

Belakangan baru saya tau, ke 3 dongeng yang diceritakan ibu dulu memang telah merubah karakter saya, mungkin secara tidak langsung karkter yang dinginkan ibu. Karakter Aladin membuat saya harus terus berjuang bahkan tanpa jin botol, karena jin botol pun tidak bisa mengabulkan setiap permintaan. Yang Aladin inginkan adalah menikahi Jasmin, apa daya jin tidak bisa mengubah hati seorang manusia. Untuk mendapatkan hati manusia tidak semudah membuat istana dalam semalam, terutama seorang wanita, selembut-lembutnya hati wanita tetaplah perlu kerja keras untuk mendapatkanya. Bukan dengan harta dan istana yang di dapat dalam semalam. Cukuplah jadi manusia, dan berjuanglah dengan apa yang kamu punya, karena manusia yang baik tidak akan pernah melihatmu dari hartamu.
Mempunyai harta itu penting dan laki-laki memang harus kaya, Paman Gober mengajarkan akan hal itu, untuk mendapatkan kekayaan bukan dengan mencari JIN DALAM BOTOL tapi dengan kejujuran, pengorbanan dan kerja keras, seperti kaya paman gober yang rela meninggalkan kelurganya menjelajah kesemua pelosok negeri hanya untuk semua mimpinya. Berjuang selagi muda lebih baik daripada sesngsara dikala tua.

Bersikaplah rendah hati, bertemanlah dengan siapapun sekalipun temanmu atau orang yang lebih tua menggunjingmu biarkanlah mereka berkata seperti apapun. Mereka tidak kenal kamu, mereka hanya melihat sisi terluarmu, mereka hanya melihatmu di lingkungan mereka sebagai bebek yang buruk rupa, mereka tidak tau kalau kamu adalah angsa yang sedang berkembang dan akhirnya bebek hanya bisa tertunduk kebawah melihat kakinya yang penuh lumpur, sementara angsa tertunduk terbang melihat bebek yang penuh lumpur dari atas.

Walaupun aku sudah mulai memahami apa yang diajarkan ibu, ibu tidak pernah tersenyum sampai pada saat aku mengaji membaca AL-Quran barulah ibu tersenyum. Sampai aku bertanya?

“Kenapa Bu?”

“kau tau, di saat teman-teman ibu berjuang berkarya untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dan supaya gajinya bertambah. Ibu pulang untuk mengajarkanmu. Karena bagi seorang ibu karya terbaik adalah anak yang soleh.”

“aku mengerti BU”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar